Ruang Lingkup Audit Sistem Informasi

Ruang lingkup Audit Sistem Informasi (SI) sebagai audit operasional terhadap fungsi sistem informasi (IT governance), audit objective-nya adalah melakukan assessment terhadap efektifitas, efisiensi, dan ekonomis tidaknya pengelolaan sistem informasi suatu organisasi.

Audit SI dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen puncak agar manajemen mempunyai “a clear assessment” terhadap sistem informasi yang diimplementasikan pada organisasi tersebut. Misalnya, bahwa application software yang ada telah dianalisis dan didesain dengan baik, telah diimplementasikan dengan security features yang memadai.

Perlu dipahami bahwa audit SI tidak harus selalu merupakan penugasan lengkap mencakup seluruh aspek. Penugasan audit SI mungkin mencakup semua, tetapi bisa dengan beberapa variasi, atau beberapa aspek saja: suatu audit mungkin hanya menitikberatkan fokus pada satu aspek saja, atau beberapa aspek yang penting sesuai kebutuhan organisasi tersebut.

Meskipun hakekatnya keseluruhan aspek IT Governance tersebut sesungguhnya penting untuk diaudit dalam rangka peningkatan mutu sistem, namun itu tidak bersifat harus (it is not mandatory). Bisa saja dilakukan penugasan-penugasan audit yang berbeda untuk satu atau beberapa aspek, tidak harus sekali “gebrak” (to do all of them in one assignment). Salah satu alasannya adalah memang kompetensi/keterampilan yang diperlukan bagi auditor untuk setiap aspek tersebut bisa berbeda. Oleh karena itu aspek sebetulnya ada keterkaitan, dan semuanya adalah penting, maka bila dilakukan audit secara terpisah-pisah, manajemen harus mendapat gambaran umum (overview) yang jelas dan terpadu (the overview is critical).

Jadi, terdapat berbagai jenis penugasan audit sistem informasi yang dapat dilaksanakan pada suatu organisasi, misalnya sebagai berikut:

  • Untuk mengidentifikasi sistem yang ada (inventory existing systems), baik yang ada pada tiap divisi/unit/departemen ataupun yang digunakan menyeluruh.
  • Untuk dapat lebih memahami seberapa besar sistem informasi mendukung kebutuhan strategis perusahaan, operasi perusahaan, mendukung kegaitan operasional departemen/unit/divisi, kelompok kerja, maupun para petugas dalam melaksanakan kegiatannya.
  • Untuk mengetahui pada bidang atau area mana, fungsi, kegiatan atau business processes yang didukung dengan sistem serta teknologi informasi yang ada.
  • Untuk menganalisis tingkat pentingnya data/informasi yang dihasilkan oleh sistem dalam rangka mendukung kebutuhan para pemakainya.
  • Untuk mengetahui keterkaitan antara data, sistem pengolahan dan transfer informasi.
  • Untuk mengidentifikasi apakah ada kesenjangan (gap) antara sistem dengan kebutuhan.
  • Untuk membuat peta (map) dari information flows yang ada.

Sumber: Buku Fraud & Auditing, 2014

 

Pengertian Audit Sistem Informasi

Audit Sistem Informasi adalah sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya, antara lain:

1 Pengamanan atas aktiva.

Dukungan sistem informasi dalam pengamanan aktiva yang terdapat di bagian atau fungsi pengolahan data elektronik, yang meliputi hardware, software, personel, file data dan pendukung sistem informasi. Hardware dapat saja rusak, data dapat hilang dan masih banyak kemungkinan yang terjadi.

2 Pemeliharaan atas integritas data.

Integritas data di dalam sebuah sistem informasi mempunyai pengertian bahwa data yang diolah dalam suatu sistem informasi haruslah data yang memenuhi syarat: lengkap, mencerminkan suatu fakta yang sebenarnya, serta asli (belum dirubah dan dapat dibuktikan kebenarannya).

3 Peningkatan

Penggunaan sistem informasi harus dapat meningkatkan efektivitas dalam pencapaian tujuan organisasi. Hal ini berarti adanya evaluasi sistem informasi dan kebutuhan pemakai terhadap sistem informasi. Penggunaan sistem informasi harus dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya yang dibutuhkan dalam upaya mendukung efisiensi operasi organisasi. Hal ini berarti sebuah sistem informasi yang efisien yaitu dengan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin untuk mencapai tujuan organisasi.

Sumber: Buku Fraud & Auditing, 2014

Baca Ini Sebelum Anda belajar TOEFL

1. Ketahui Tipe Pembelajar apakah anda

Konsep Quantum Learning dalam  belajar TOEFL dapat diterapkan dengan memetakan tipe belajar anda. Ada orang yang suka belajar sambil mendengarkan musik, ada pula yang suka belajar dalam keadaan sepi dan sunyi. Apakah anda tipe Auditorial yang lebih suka mendengarkan dan berbicara, ataukah anda adalah tipe pembelajar yang suka mencatat. Jika anda adalah tipe orang auditorial, maka sesi listening bisa menjadi skor andalan anda. Sedangkan anda yang bertipe visual dapat mengandalkan skor structure ataupun reading untuk mengoptimalkan skor.

2. Ketahui berapa skor awal anda

Mengetahui dimana posisi anda saat ini akan sangat membantu anda maupun tentor anda untuk mengurai kelemahan dan kelebihan anda. Skor awal anda akan menjadi informasi yang sangat berharga untuk menentukan materi apa saja yang harus anda pelajari. Selain itu, juga menentukan berapa lama anda belajar serta melihat efektifitas dari pelatihan yang anda jalani.

3. Ketahui berapa target skor anda

Sebelum anda belajar TOEFL, terlebih dahuu anda harus menentukan tujuan anda. Tentukan berapa target yang anda tuju sehingga pencapaian skor dapat terukur. Jika saat ini nilai anda hanya 330 dan target skor anda adalah 550, maka tentu akan dibutuhkan waktu yang lebih lama dan usaha yang lebih keras dibandingkan dengan mereka yang saat ini sudah mencapai nilai 500 yang menargetkan nilai 550.

4. Ketahui Kelebihan dan Kelemahan anda

Anda tidak perlu sempurna untuk mendapatkan nilai TOEFL yang anda targetkan. Ketahui dengan pasti kelebihan dan kelemahan anda. Bagi orang yang senang mendengarkan musik, maka bagian listening biasanya adalah sesi yang menjadi andalan untuk mencapai skor setinggi-tingginya. Bagi mereka yang senang membaca, bagian structure maupun reading akan menjadi tumpuan untuk mencuri poin tinggi. Misalnya untuk mendapatkan nilai 550, anda cukup mendapatkan skor 50 di listening, 58 di structure dan 58 di Reading. Dengan demikian total nilai anda menjadi 553. Begitu pula sebaliknya, jika kelebihan anda adalah Listening, maka asumsikan nilai Listening anda mencapai nilai 58, Structure 54 dan Reading 54, maka total nilai anda 553.

5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai skor anda

Belajar TOEFL bukan terletak pada lama tidaknya anda belajar. Namun lebih kepada seberapa intensif dan serius anda belajar. Pengalaman saya sebagai pengajar, ada siswa yang mendapatkan nilai 483 hanya dalam waktu belajar 10 hari dari nilai 350. Bahkan pelatihan TOEFL di UGM menorehkan rekor kenaikan sesi Reading 120 poin hanya dengan materi strategi Reading selama 1 jam dan kenaikan Listening 90 poin hanya materi Listening selama kurang dari 1 jam. Hal tersebut terjadi karena pada dasarnya setiap peserta mempunyai keunggulan masing-masing sehingga waktu tempuh belajar bisa disesuaikan dengan potensi keunggulan itu.

6. Untuk keperluan apa TOEFL anda

TOEFL saat ini digunakan oleh hampir seluruh institusi untuk berbagai keperluan. Anda harus mengetahui dengan pasti untuk keperluan apa TOEFL anda, apakah untuk beasiswa, lulus studi, atau melamar pekerjaan. Selain itu, anda juga harus tahu jenis sertifikasi TOEFL yang dibutuhkan. Apakah cukup hanya dengan nilai TOEFL Prediction atau harus menggunakan sertifikasi ITP. Anda tidak perlu mengikuti tes ITP yang biayanya sekitar 350 ribu hingga 500 ribu jika institusi yang anda tuju hanya mensyaratkan nilai TOEFL Prediction yang biayanya jauh lebih murah, yaitu sekitar 50 ribu hingga 150 ribu rupiah.

7. Ketahui mentor anda

Anda harus mengetahui dengan pasti apakah mentor anda sudah pernah mengikuti Tes TOEFL ITP. Hal ini harus anda ketahui mengingat Tes TOEFL bukan hanya persoalan pengetahuan secara kognitif mengenai TOEFL, tapi jauh dari itu adalah bagaimana mengatasi tekanan mental ketika mempersiapkan tes TOEFL dan menjalani tes TOEFL. Mentor yang sudah berkali-kali mengikuti TOEFL ITP test akan sangat membantu anda mempersiapkan mental dan fisik serta tips-tips jitu melejitkan TOEFL anda.

8. Ketahui kapan anda memerlukan TOEFL

Anda harus merencanakan dengan baik alokasi waktu yang anda butuhkan untuk mencapai target skor anda. Oleh karena itu, sebelum anda belajar TOEFL, anda harus menentukan kapan anda memerlukan nilai TOEFL. Jika TOEFL yang anda butuhkan untuk keperluan penyelesaian studi di jenjang strata satu berarti anda harus mempersiapkan TOEFL anda paling lambat di semester enam. Jika TOEFL anda butuhkan untuk mendaftar beasiswa pascasarjana, maka anda harus mempersiapkan TOEFL sebelum anda mendapatkan ijazah anda agar ketika studi anda telah berakhir di jenjang strata satu, anda langsung dapat mendaftar beasiswa.

9. Alokasikan anggaran yang anda butuhkan

Mendapatkan skor TOEFL yang anda impikan tidak saja menguras otak dan energi anda, tapi juga isi kantong dan dompet anda. Bayangkan saja, sekali tes anda harus membayar sekitar 350 ribu rupiah hingga 500 ribu rupiah. Masih mujur kalo anda mendapatkan skor yang anda inginkan. Jika belum mendapatkan skor impian anda, tentu anda harus menguras kembali isi tabungan anda untuk skor impian itu. Kegagalan adalah cara terbaik untuk mengajarkan anda untuk mencari cara terbaik untuk mendapatkan skor impian anda. Dari pengalaman saya sebagai siswa dan tentor TOEFL, peserta tes TOEFL baru bisa mendapatkan nilai 550 plus setelah mengikuti tes lebih dari satu kali.

10. Ketahui waktu terbaik anda dalam belajar

Untuk mempelajari TOEFL, anda sebaiknya mengatur waktu belajar yang paling efektif. Biasanya waktu belajar efektif seseorang adalah di pagi dan malam hari. Dalam buku Accelerated Learning, kita dianjurkan untuk mengadakan tes terhadap materi yang telah kita pelajari sebelumnya ketika otak telah beristirahat selama sekitar 8 jam. Itu berarti anda sebaiknya latihan skoring TOEFL pada pagi atau subuh hari sehingga otak anda berada pada kondisi optimal untuk memanggil semua informasi yang telah anda pelajari sehari sebelumnya. Selain itu, anda sebaiknya melakukan review terhadap materi pada malam hari. Review materi diperlukan untuk melakukan penguatan jaringan sel-sel kognitif untuk dapat disimpan dan digunakan ketika mengerjakan soal TOEFL.

Review materi terbaik adalah dengan mengajarkan TOEFL kepada teman anda, misalnya dengan mengumpulkan teman-teman seperjuangan TOEFL dan mengajarkan apa yang telah anda pelajari, baik dari kelas kursus maupun buku yang telah anda baca. Mengajarkan materi TOEFL tidak hanya bermanfaat bagi orang lain, tapi yang paling  banyak mendapat manfaatnya adalah anda. Mengapa demikian? Karena dengan mengajar, anda tidak hanya mengaktifkan domain kognitif anda, namun juga aspek psikomotorik sehingga dapat lebih menguatkan ingatan anda ketika menghadapi tes TOEFL.

11. Kursus atau otodidak 

Bagi sebagian orang, belajar otodidak sudah cukup untuk mendapatkan skor TOEFL yang mereka inginkan. Namun tidak sedikit yang harus mengikuti kursus TOEFL untuk dapat memahami TOEFL secara komprehensif. Bagi anda yang sudah memiliki dasar Bahasa Inggris yang cukup baik, belajar otodidak sudah cukup untuk mendapatkan nilai di atas 500. Namun bagi yang mempunyai dasar tata bahasa yang buruk, kursus dasar Bahasa Inggris sepertinya menjadi jalan keluar untuk menggapai TOEFL 500 maupun di atas 550.

Pertimbangan biaya kursus TOEFL yang mahal juga menjadi alasan mengapa banyak orang yang hanya belajar TOEFL melalui otodidak. Di pasaran sudah tersedia banyak buku TOEFL dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Anda dapat mempelajari berbagai jenis buku TOEFL untuk dapat memperkaya strategi anda dalam mengerjakan soal TOEFL.

Sumber: https://lestoefl.wordpress.com/2016/02/

COBIT, Tool komprehensif untuk menciptakan adanya IT Governance di Perusahaan

Organisasi harus memenuhi tuntutan kualitas, pertanggung-jawaban, dan keamanan akan informasi perusahaan sebagai asset berharga perusahaan. Manajemen harus mengoptimumkan penggunaan sumber daya yang ada, termasuk data, sistem aplikasi, teknologi, fasilitas dan manusia. Untuk memenuhi tanggung jawab ini, manajemen harus mengerti akan status sistem TI perusahaan dan menentukan bentuk keamanan dan kontrol yang harus ada.

Tool komprehensif untuk menciptakan adanya IT Governance di perusahaan adalah penggunaan COBIT yang mempertemukan kebutuhan beragam manajemen dengan menjembatani celah atau gap antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis TI. COBIT menyediakan referensi praktik bisnis terbaik yang mencakup keseluruhan proses bisnis perusahaan dan memaparkannya dalam struktur aktivitas-aktivitas logis yang dapat dikelola serta dikendalikan secara efektif. COBIT akan meolong manajemen dalam mengoptimumkan investasi TI-nya melalui ukuran-ukuran dan pengukuran yang akan memberikan sinyal bahaya bila suatu kesalahan atau risiko akan atau sedang terjadi.

Manajemen harus memastikan bahwa sistem kendali internal perusahaan bekerja dengan baik sehingga dapat mendukung proses bisnis perusahaan yang secara jelas menggambarkan bagaimana setiap aktivitas kontrol individu memenuhi tuntutan dan kebutuhan informasi serta dampaknya ke sumber daya TI mereka. Dampak terhadap sumber daya TI merupakan satu elemen yang sangat disoroti dalam COBIT, bersama-sama dengan pemenuhan kebutuhan bisnis akan efisiensi, efektivitas, kerahasiaan, keterpaduan, ketersediaan, kepatuhan, dan keandalan informasi. Kontrol, yang mencakup policy, struktur organisasi, praktik dan prosedur, adalah tanggung jawab manajemen. Manajemen melalui Good Corporate Governance keseluruhan, harus memastikan adanya due diligence yang dilakukan oleh setiap individu yang terlibat dalam pengelolaan, penggunaan, rancang-bangun, pengembangan, dan pemeliharaan atau operasional dari TI Perusahaan. Suatu control objective IT adalah pernyataan mengenai hasil atau tujuan yang harus dicapai melalui penerapan prosedur kendali dalam aktivitas TI Tertentu.

Ada banyak jenis perusahaan dalam TI dan operating environment-nya yang mensyaratkan kebutuhan akan penanganan risiko IT yang lebih baik. Ketergantungan akan informasi elektronik dan sistem-sistem IT sangat rawan bagi kesinambungan proses bisnis utama perusahaan. Selain itu, peraturan-peraturan semakin ketat menuntut perusahaan memiliki kendali terhadap informasi. Hal ini, semakin keras dituntut karena semakin banyaknya jumlah dan ragam bencana operasi perusahaan karena kegagalan IT-nya, baik yang disebabkan karena masalah teknis (misal: system breakdown), maupun kejahatan-kejahatan IT (misal: hacker, insider trading).

Sumber: Buku mastering Good Corporate Governance tantangan dan kesempatan bagi komunitas Indonesia, 2003

Apakah Perusahaan Anda Memenuhi Kriteria IT Governance?

Sangat disayangkan bahwa banyak perusahaan Indonesia masih belum memiliki tingkat kedewasaan dan apresiasi dalam penanganan investasi maupun penggunaan IT mereka. Secara umum, terdapat empat tipe perusahaan Indonesia dalam menyikapi dan mengelola investasi IT-nya:

  • Tipe pertama adalah tipe “Asal Canggih dan Mahal”, adalah perusahaan yang selalui memburu perangkat IT tercanggih dan termahal, dan berharap akan menjadi organisasi canggih karena kepemilikan perangkat tersebut. Mereka membeli hardware dan software IT tanpa adanya dasar solid dan rinci mengenai bagaimana keberadaan peranti IT tersebut akan membawa benefit ke perusahaan. Suatu hal ironi bila suatu perusahaan Indonesia menganggap dirinya sudah setara dengan suatu perusahaan global tertentu karena memiliki jenis software yang sama yang dimiliki perusahaan global tersebut. Dalam analogi dapat kita gambarkan tipe ini sebagai seseorang yang merasa dirinya sudah seperti menteri karena memiliki mobil yang sama dengan menteri tersebut. Sebagai akibat, akan terjadi pemborosan karena perusahaan telah membeli fitur-fitur canggih tetapi tidak pernah terpakai atau dibutuhkan, sedangkan mereka harus membayar lisensi dan biaya pemeliharaan tahunan yang sering kali sangat besar jumlahnya.
  • Tipe kedua adalah tipe “Asal Ada dan Murah”, adalah perusahaan yang tidak pernah mampu melihat nilai strategik penerapan IT di perusahaan. Mereka menggunakan IT hanya dalam rangka mengotomatisasi kegiatan rutin mereka, dan tidak pernah mempertimbangkan untuk mengadaptasi best practice proses bisnis yang ada dalam software yang dibelinya. Pengeluaran dalam IT bagi mereka bukanlah suatu investasi, tetapi selalu dilihat sebagai biaya semata. Akibatnya, mereka selalu memburu perangkat yang murah dan kalau perlu perangkat bajakan.
  • Tipe ketiga adalah tipe “Tahu tetapi tidak Mampu”, adalah perusahaan yang memiliki pengetahuan memadai akan nilai strategik dari IT tetapi tidak pernah berhasil atau sukses dalam penerapan IT-nya. Mereka memilki aspirasi tinggi dalam proses pemilihan IT tertentu, tetapi tidak ada sense of belonging dan keterlibatan mendalam dari manajemen puncak untuk keberhasilan penerapan IT tersebut.
  • Tipe keempat adalah tipe “Tahu dan Mampu”, adalah perusahaan yang sangat kompeten dan matang pengetahuannya dalam penentuan investasi dan penerapan IT. Mereka sangat tahu mengenai business process seperti apa yang ingin mereka capai agar lebih kompetitif (sering disebut business process blue print) – menunjang pencapaian Visi-Misi dan sasaran strategik perusahaan, dan mendasarkan seleksi pemilihan investasi IT-nya terhadap kemampuan fitur-fitur software dalam merespons kebutuhan-kebutuhan tersebut. Manajemen puncak perusahaan memiliki sense of belonging dan keterlibatan yang cukup tinggi dalam penerapan dan optimasi IT termasuk segi keakuratan, kecepatan, ketepatan dan keamanan aliran data dan informasi. Ukuran dan pengukuran efektivitas IT menjadi salah satu tolak ukur kunci kinerja perusahaan (Key Performance Indicator).

Dari perspektif Good Corporate Governance, tipe keempat adalah tipe yang paling memenuhi kriteria, yang sering disebut adanya IT Governance di perusahaan tersebut.

Sumber: Buku mastering Good Corporate Governance tantangan dan kesempatan bagi komunitas Indonesia, 2003

IT Governance hanya untuk kalangan profesional IT?

Good Corporate Governance mensyaratkan adanya transparency dan accountability di perusahaan, termasuk hal-hal yang menyangkut investasi strategik perusahaan yang umumnya membutuhkan dana dalam jumlah besar dan berimplikasi jangka panjang. Investasi dalam Teknologi Informasi (TI) terus meningkat dan menjadi suatu investasi industri yang sangat signifikan di abad 21 ini.

Dengan pesatnya perkembangan teknologi digital di seluruh dunia, yang disertai dengan dukungan teknologi komunikasi yang semakin inovatif, perusahaan menghadapi perubahan drastis dalam persaingan bisnis. Dunia semakin borderless dan bisnis tidak lagi dibatasi oleh batas-batas tradisional suatu negara. Perusahaan dimanapun di dunia saat ini tidak memiliki banyak pilihan selain menjadikan dirinya lebih modern-efisien-tanggap dan efektif, yang salah satu pilar utamanya adalah penerapan TI tepat guna di organisasi perusahaan mereka.

IT Governance  adalah bagian dari Good Corporate Governance suatu perusahaan yang berfokus pada penanganan dan pengendalian investasi IT, yang berusaha terus-menerus memastikan adanya control objective dari TI mereka di perusahaan. Definisi formal IT Governance: Suatu struktur keterhubungan dan proses-proses yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan melalui penambahan nilai dan penyeimbangan antara resiko dan benefit dari TI dan proses-prosesnya.

IT Governance merupakan bagian terpadu dari Good Corporate Governance perusahaan yang berisikan kepemimpinan dan struktur organisasi serta proses-proses dalam memastikan bahwa TI di perusahaan akan mendukung perwujudan strategi dan sasaran-sasaran perusahaan, sehingga hal-hal dibawah ini akan tercipta dengan baik:

  • TI terpadu dengan keseluruhan proses bisnis perusahaan dan benar-benar menghasilkan benefit seperti yang dijanjikan
  • TI menjadi alat yang memungkinkan organisasi perusahaan mengembangkan semua kesempatan efisiensi dan efektivitas melalui penciptaan dan perbaikan proses bisnis terus menerus
  • Sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab
  • Resiko yang terkait dengan TI dikelola dengan tepat dan cermat.

Dalam kerangka Good Corporate Governance , IT Governance menjadi semakin utama dan merupakan bagian tidak terpisah terhadap kesuksesan Good Corporate Governance perusahaan secara menyeluruh. IT Governance memastikan adanya pengukuran yang efisien dan efektif terhadap peningkatan-peningkatan proses bisnis perusahaan melalui struktur yang menautkan proses-proses TI, sumber daya TI dan informasi ke arah dan tujuan strategik perusahaan.

Dengan adanya IT Governance, proses bisnis di perusahaan akan menjadi jauh lebih transparan, dan tanggung jawab serta akuntabilitas setiap fungsi dan individu juga akan semakin jelas. Apakah IT Governance hanya penting untuk kalangan profesional TI saja diperusahaan? Jawabannya jelas “tidak”, karena manajemen puncak bahkan komisaris –yang bertanggung jawab terhadap investasi dan pengelolaan risiko perusahaan- adalah pihak utama yang harus memastikan bahwa perusahaan mereka memiliki IT Governance sehingga keuntungan optimal dari investasi TI mereka dapat dicapai, dan sekaligus semua resiko potensial dari investasi TI tersebut dapat terkendali dengan baik.

Sumber: Buku mastering Good Corporate Governance tantangan dan kesempatan bagi komunitas Indonesia, 2003

Siapakah Mobil Lexus Hitam Anda ?

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan memberikan training di Bandung . Karena acara dimulai jam 13.00 maka saya berangkat dari Jakarta pukul 9.30. Ketika mulai memasuki tol ke arah Sadang, di belakang saya ada sebuah mobil Lexus berwarna hitam yang melaju dengan kecepatan tinggi. Tetapi yang saya suka walaupun ia melaju dengan kecepatan tinggi, ia tidak memaksakan kehendak.

Jika mobil di depannya tidak mau memberi jalan, maka ia yang mengalah dengan mengambil jalan ke kiri dahulu baru kemudian balik lagi ke jalur kanan.

Supaya tidak ngantuk karena saya menyetir sendirian dan tertarik dengan cara menyetir si mobil hitam ini, iseng-iseng saya membuntuti mobil tersebut dari belakang. Saya ikuti cara ia menyetir, termasuk kecepatannya. Ketika tidak ada mobil lain di tol, kecuali mobil tersebut dan mobil saya, mobil hitam tersebut menambah kecepatannya. Karena sedang membututi, tanpa sadar saya ikut menambah kecepatan mobil saya.

Ketika saya melihat panel kecepatan, menunjukkan angka 160 km/jam. Padahal selama ini, kecepatan tercepat yang pernah saya tempuh adalah 140 km/jam, saya tidak berani melaju diatas itu.

Tapi dengan adanya mobil yang saya ikuti, saya bisa tembus rekor kecepatan mobil saya. Sesuatu yang sulit saya lakukan jika tidak ada sparringnya.

Karena saya berhenti di suatu tempat, saya kehilangan mobil hitam tersebut. Ketika saya mulai memacu kendaraan lagi, saya coba untuk berlari 160 km/jam lagi. Saya berhasil mencapai kecepatan tersebut tetapi tidak berani terlalu lama karena belum terbiasa.

Ketika kemudian ada mobil lain lagi yang melaju dengan kecepatan tinggi dan saya buntuti, saya bisa masuk lagi ke 160 km/jam dengan durasi yang cukup lama.

Sama seperti kehidupan ini, seringkali kita merasa sudah maksimal melakukan sesuatu. Kita merasa tidak mungkin lagi melakukan sesuatu yang lebih baik lagi. Namun kalau kita mempunyai sparring partner yang lebih hebat dari kita, entah itu seorang atasan, seorang coach, seorang mentor, role model atau apapun, maka kita bisa terpacu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

Namun jika kita belum matang belajar dari sparring partner kita dan mencoba untuk mandiri, mungkin agak sulit bagi kita untuk terus berada di kondisi sama seperti ketika ada sparring partner. Nantinya jika kita sudah mempunyai pola dan terbiasa, barulah kita mulai bisa mandiri.

Robert Kiyosaki mengatakan bahwa PENGHASILAN SESEORG ditentukan 5 ORG TERDEKATNYA. Ilustrasi saya mengenai kecepatan mobil bisa menjelaskan pernyataan dari Robert Kiyosaki tersebut.

Jika orang-orang di dekat kita hanya biasa-biasa saja, maka sulit bagi kita untuk melakukan sesuatu yang luar biasa. Namun kalau kita biasa tetapi di sekeliling nya luar biasa, maka kita akan terpacu untuk juga menjadi luar biasa.

Apakah ada penjelasannya secara Science ???

Ternyata ada. Di dalam otak manusia ada sekumpulan sel syaraf yang disebut Mirror Neuron, yang bertugas meniru apa yang dilakukan oleh orang lain.

Jika di sekelilingnya orang hebat atau luar biasa, maka Mirror Neuron kita akan meniru mereka sehingga menjadikan kita juga hebat dan luar biasa. Kalau sebaliknya, maka Mirror Neuron-pun juga akan meniru yang sebaliknya.

– Siapa MOBIL HITAM yang akan anda ikuti agar bisa menembus kecepatan anda selama ini ???

– Siapa ORG HEBAT dan LUAR BIASA yang akan anda ikuti agar bisa menembus batas yang selama ini membatasi hidup anda ???

TEMUKAN ORG TSB, Ikuti dan Pelajari bagaimana ia memandang dirinya, bagaimana keyakinan dan nilai-nilai kehidupan yang ia pegang, bagaimana ia membangun kapabilitasnya, bagaimana tingkah lakunya, maka anda akan mendobrak batas yang selama ini membatasi hidup anda !!!

Ditulis oleh: Anton Huang (Executive Vice President Rustans Commercial Corporation)

WE TRAIN OUR CHILDREN FOR THE JOBS THAT DON’T EXIST YET NOW

Kadang-kadang saya cemburu dengan kakak-kakak saya. Mereka semua menjadi dokter. Dan saya masih ingat betapa mudahnya mereka menjelaskan pekerjaan mereka ke nenek saya di Magetan.
Saya memulai karier saya sebagai “artifical intelligence programmer”.
Dan bayangkan bagaimana saya harus menjelaskan apa yang saya lakukan kepada nenek saya atau orang tua saya ketika mereka bertanya,”Gaweyanmu ke apa?” (What do you do for living?).

But perhaps this is life. Hidup berganti begitu cepat, bisnis is changing also so fast. Dan species yang paling sukses bukanlah yang paling kuat atau paling cerdas, tapi yang mampu beadaptasi dengan perubahan.
A lot of jobs we do now, did not even exist some years ago.
Banyak pekerjaan yang kita lakukan sekarang, memang belum ada pada jaman dulu.

Saya yakin pekerjaan seperti digital advertising, social media recruiter, actuaria, underwritter, big data analyst belum ada pada jaman orang tua kita (atau bahkan pada saat kakak-kakak kita belanja di Aldiron Plaza).
Dan kesimpulan yang sama bisa kita tarik bahwa job yang akan dilakukan anak anak kita nanti belum ada pada hari ini.
We dont even know the job that they will do in the future after they graduate fron their university.

Padahal mereka harus kita didik, kita latih, kita educate sekarang.
Jadi bagaimana dong?
Ada 3 hal yang bisa

PERTAMA,
Watch, read, observe and learn:
Pelajari apa trend yang akan terjadi di masa depan:

1 a) Globalisasi
Think Global, Act Global.
Dunia sudah semakin kecil dan semakin sempit.
People will be connected with anyone, anywhere at any time.
People want to actively contribute in global initiative.

1 b) Urbanisasi
Kita tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa people will move to big cities (unfortunately), and modern lifestyle will continue to dominate the world.

1 c) Digitalisasi.
Everything will go digital: sales, marketing, e-commerce, banking, e-government.
They will be everywhere.
You have only 2 choices. D or D. Digitalize your self or Die.

1 d) WEconomy
(dari kata We dan economy)
Dengan terbukanya pasar global, global funding dan crowd funding akan mendominasi bisnis di masa depan.

1 e) Betterness
Di masa depan bisnis akan jauh lebih memikirkan bukan hanya pada short term profit (quarterly earning).
Semua bisnis akan memikirkn aspek sosial responsibility, environmental friendly, apa yang bisa mereka lakukan untuk berbuat baik kepada masyarakat dan bagaimana mereka berkontribusi untuk mewariskan bumi yang lebih hijau dan lebih baik ke generasi penerus kita

KEDUA,  Passion and Hardwork.
Motivasi, dorong dan beri semangat ke mereka untuk belajarkeras dan bekerja keras. Agar mereka berprestasi semaksimal mungkin.
They still have to be the best in what they do.
The competition will be more difficult.
There is no choice, they have to:
– have passion, enjoy what they do
– work smarter and harder
– be open mind and continuously learn

KETIGA, Building Learning Agility.

Membentuk minat dan kemampuan untuk mempelajari hal hal yang baru.
Apapun yang mereka pelajari di sekolah dan universitas hanya mempersiapkan mereka untuk menyerap knowledge dan memecahkan masalah. Tetapi contentnya sendiri akan terus berubah.
Itulah mengapa saya merecruit Management Associates di perusahaan saya sekarang. Dan ternyata mereka berprestasi dengan sangat baik meskipun mereka bukan lulusan ekonomin atau akunting. Mereka ada yang lulusan teknik mesin, micro biology …dll. Yang penting adalah bagaimana mereka mempunyai learning agility.
Kemampuan ini bisa dibentuk dengan cara:
– Expose to different things.
Daripada liburan ke Bali atau Singapore (atau ke US) tiap tahun, kenapa tidak ke Ujung Kulon, ke Badui, ke Vietnam, Mongolia, Mumbai, Manila.
It may not be fun. But you will expose them to different culture, language and places.
– Encourage them to learn at least 3 languages. Language skills will be important.
– Encourage them to learn a new hobby… music, aikido, pencak silat, polo air, rugby ….
– Encouge them to learn to take risk
– Teach them to be open mind and accept different view/perspective on anything
– Continously ask them to get out of the comfort zone
– test their ability to handle difficult challenge/situation in their life.

TERAKHIR, train them to enjoy life.
Ajak mereka menikmati hidup.
Life is fun. Dari kecil ajak mereka melakukan hal hal yang mereka suka.
Mereka harus tahu.
Life is not a sprint. Life is a marathon.
Hidup adalah perjalanan panjang. Jaga stamina. Istirahat. Minum air. And enjoy your journey.

Kita coba yuk?
Semoga dengan melakukan ini kita bisa mendidik generasi berikut yang lebih baik,  untuk masa depan Indonesia yang lebih cemerlang.

By the way, the title is about our children.
But I am sure you understand that the concepts that we share could also be applicable

Ditulis oleh: Bapak Pambudi (VP HR Citibank)

Tips for Writing Your Research Proposal

1. Know yourself: Know your area of expertise, what are your strengths and what are your weaknesses. Play to your strengths, not to your weaknesses. If you want to get into a new area of research, learn something about the area before you write a proposal. Research previous work. Be a scholar.

2. Know the program from which you seek support: You are responsible for finding the appropriate program for support of your research.

3. Read the program announcement: Programs and special activities have specific goals and specific requirements. If you don’t meet those goals and requirements, you have thrown out your chance of success. Read the announcement for what it says, not for what you want it to say. If your research does not fit easily within the scope of the topic areas outlined, your chance of success is nil.

4. Formulate an appropriate research objective: A research proposal is a proposal to conduct research, not to conduct development or design or some other activity. Research is a methodical process of building upon previous knowledge to derive or discover new knowledge, that is, something that isn’t known before the research is conducted.

5. Develop a viable research plan: A viable research plan is a plan to accomplish your research objective that has a non-zero probability of success. The focus of the plan must be to accomplish the research objective.

6. State your research objective clearly in your proposal: A good research proposal includes a clear statement of the research objective. Early in the proposal is better than later in the proposal. The first sentence of the proposal is a good place. A good first sentence might be, “The research objective of this proposal is…” Do not use the word “develop” in the statement of your research objective.

7. Frame your project around the work of others: Remember that research builds on the extant knowledge base, that is, upon the work of others. Be sure to frame your project appropriately, acknowledging the current limits of knowledge and making clear your contribution to the extension of these limits. Be sure that you include references to the extant work of others.

8. Grammar and spelling count: Proposals are not graded on grammar. But if the grammar is not perfect, the result is ambiguities left to the reviewer to resolve. Ambiguities make the proposal difficult to read and often impossible to understand, and often result in low ratings. Be sure your grammar is perfect.

9. Format and brevity are important: Do not feel that your proposal is rated based on its weight. Use 12-point fonts, use easily legible fonts, and use generous margins. Take pity on the reviewers. Make your proposal a pleasant reading experience that puts important concepts up front and makes them clear. Use figures appropriately to make and clarify points, but not as filler.

10. Know the review process: Know how your proposal will be reviewed before you write it. Proposals that are reviewed by panels must be written to a broader audience than proposals that will be reviewed by mail. Mail review can seek out reviewers with very specific expertise in very narrow disciplines.

11. Proof read your proposal before it is sent: Many proposals are sent out with idiotic mistakes, omissions, and errors of all sorts. Proposals have been submitted with the list of references omitted and with the references not referred to. Proposals have been submitted to the wrong program. Proposals have been submitted with misspellings in the title. These proposals were not successful. Stupid things like this kill a proposal. It is easy to catch them with a simple, but careful, proof reading. Don’t spend six or eight weeks writing a proposal just to kill it with stupid mistakes that are easily prevented.

12. Submit your proposal on time: Duh? Why work for two months on a proposal just to have it disqualified for being late? Remember, fairness dictates that proposal submission rules must apply to everyone. It is not up to the discretion of the program officer to grant you dispensation on deadlines. Get your proposal in two or three days before the deadline.

Source: https://www.facebook.com/Data-Collection-Data-Analysis-Services-569892996480065/?fref=nf

Memaknai Kata “Sig.” Dari Suatu Uji Hipotesis

Kata “Sig.” pada output SPPS adalah signifikansi atau “p value”, yang memiliki arti: KEMUNGKINAN SALAH MENOLAK H0. Sebagai contoh, terdapat angka Sig. = 0,01. Hal ini berarti kemungkinan salah menolak H0 (APAPUN PERNYATAAN H0 tersebut) adalah 0,01 atau 1%. SPPS secara default selalu menggunakan tolak ukur 5%, yang memiliki arti: resiko kesalahan mengambil keputusan dibatasi sampai 5%, TIDAK BOLEH LEBIH. Oleh karena 1% < 5%, maka TOLAK SAJA H0, karena resiko kesalahan mengambil keputusan cuma 1%, masih berada jauh dibawah batasan 5%.

Jadi, jika angka Sig. < 5%, tolak saja H0, dan sebaliknya, Jika Sig. >5% , maka Ho diterima saja, karena resiko salahnya sudah lewat angka standar (5%).

Ditulis oleh: Bayu Rima Aditya